Propinsi Riau punya sejarah masa-masa kejayaan kesultanan, salah satunya Kesultanan Siak Sri Indrapura. Kesultanan Siak Sri Indrapura
merupakan kerajaan Melayu Islam yang berdiri di Kabupaten Siak. Pada tahun 1889 M Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin membangun Istana Siak dengan menggunakan jasa arsitek dari Jerman dengan mengadopsi rancangan arsitektur dari Eropa, Arab, India dikombinasi dengan nuansa melayu tradisional.
Kerajaan Siak merupakan kerajaan Islam yang besar di tanah melayu dan sangat maju perekonomiannya. Pengaruh budaya Islam dan Minang Kabau sangat lekat di masyarakat Siak. Pada masa itu sultan-sultan Siak sudah mempunyai hubungan diplomasi yang baik dengan negara-negara Eropa, seperti Jerman dan Belanda. Bahkan nama Sultan Siak yang terakhir yakni Sultan Syarif Qasim, namanya diabadikan menjadi nama bandara udara di Pekanbaru, yakni Bandara Sultan Syarif Qasim.
merupakan kerajaan Melayu Islam yang berdiri di Kabupaten Siak. Pada tahun 1889 M Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin membangun Istana Siak dengan menggunakan jasa arsitek dari Jerman dengan mengadopsi rancangan arsitektur dari Eropa, Arab, India dikombinasi dengan nuansa melayu tradisional.
Kerajaan Siak merupakan kerajaan Islam yang besar di tanah melayu dan sangat maju perekonomiannya. Pengaruh budaya Islam dan Minang Kabau sangat lekat di masyarakat Siak. Pada masa itu sultan-sultan Siak sudah mempunyai hubungan diplomasi yang baik dengan negara-negara Eropa, seperti Jerman dan Belanda. Bahkan nama Sultan Siak yang terakhir yakni Sultan Syarif Qasim, namanya diabadikan menjadi nama bandara udara di Pekanbaru, yakni Bandara Sultan Syarif Qasim.
Pada Tahun 1945, Sultan Syarif Qasim menyatakan bergabung dengan Indonesia, sehingga kerajaan Siak menjadi bagian wilayah Indonesia. Sungguh luar biasa kearifan dan kebijaksanaan Sultan Syarif Qasim untuk mau mengabdi dibawah pimpinan Presiden Soekarno demi persatuan Indonesia.
Warisan kesultanan Siak yang berharga adalah Istana Siak Sri Indrapura dan Istana ini dijadikan Musium oleh Pemerintah Riau dan warisan budaya Indonesia yang wajib dijaga. Banyak wisatawan dari lokal dan mancanegara berkunjung ke Istana Siak. Di Istana Siak terdapat warisan langka di dunia, yaitu alat musik komet yang hanya ada dua didunia. Disana juga terdapat kursi singgasana yang bersepuh dengan emas serta benda-benda antik cendramata dari negara-negara sabahat Sultan Siak. Dari Sejarah Istana Siak, kita bisa mengambil pelajaran yang baik, dimana Sultan-sultan Siak begitu bagus membina hubungan diplomasi dengan negara-negara lain.
Museum Istana Siak berlantai dua, terdiri dari koleksi-koleksi musium, ruang tamu laki-laki, ruang tamu khusus perempuan, ruang sidang sekaligus ruang pesta, ruang tamu kerajaan dan ruang kesultanan. Jika ingin berkunjung ke Istana Siak, rutenya dari Pekanbaru naik travel/mobil ke Siak, alamatnya :
Museum Istana Siak
Jl. Sultan Syarif Qasim
Kabupaten Siak
Propinsi Riau
Biaya dari Pekanbaru - Siak sekitar Rp 250.000,- pulang pergi. Namun jika wisatawan yang ingin menginap di Siak, disana ada penginapan standar hotel dan wisma dengan tarif terjangkau sekitar Rp 200.000,-/malam sampai dengan Rp 300.000,-/malam. Atau jika ingin lebih lama bercengkrama dengan Siak, bisa menyewa rumah/kost-kost-an warga Siak, yang tarifnya jauh lebih murah dibanding menginap di Hotel atau wisma.
Tarif masuk Musium Siak (tarif tahun 2012), Wisatawan Lokal Rp 3.000,-/orang (dewasa), Rp 2.000,-/orang (anak-anak) dan Wisatawan mancanegara Rp 10.000,- (dewasa), Rp 5.000,- (anak-anak). Di Museum Istana Siak, kita akan dipandu oleh pemandu wisata disana. Jadi kita berwisata sambil belajar sejarah Kesultanan Siak Sri Indrapura. Selamat berkunjung di Museum Siak, Simbol Kejayaan Kesultanan Siak :)
Sumber : internet
Sumber : internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar